Sabtu, 12 Januari 2013

soal sejarah pendidikan Islam


SOAL UTS
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
SEMESTER V
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
TAHUN AJARAN 2013

Dosen pembimbing : Ai Dudu Duriawati M.Ag

1.      Pendidikan Islam merupakan aspek yang sangat penting untuk kehidupan manusia,sebab keberhasilan segala sesuatu senantiasa dipengaruhi oleh faktor pendidikan.Adapun sumber pembelajaran dalam pendidikan islam adalah berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tuliskan ayat Al-Qur’an beserta arti dan kesimpulannya yang mengandung makna pendidikan yang di turunkan Alloh SWT kepada nabi Muhammad SAW...

2.      Penyebaran ajaran islam mendapatkan respon positip dari masyarakat Qurais,karena usaha nabi Muhammad SAW yang secara mati-matian dalam menyebarkan ajaran islam, dan tidak sedikitpun yang menentang nabi namun dengan semangat yang sangat besar dan atas rido Alloh SWT akhirnya nabi Muhammad behasil dalam menyebarkan ajaran islam sampai ke negeri di luar Arab. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat,pola penyebaran pendidikan islam dilanjutkan oleh khulafaur Al-rasyidin. Sebutkan pola pendidikan islam pada masa/periode khulafaur Al-rasyidin yang di mulai dari :
a.       Pola pendidikan Abu bakar
b.      Pola pendidikan Umar bin Khottob
c.       Pola pendidikan Usman bin Affan
d.      Pola pendidikan Ali bin Abi Thalib

3.      Muawiyah adalah orang yang sangat berpengalaman dalam bidang politik dan mempunyai Visi dan Misi serta tujuan yang sangat jauh ke depan untuk kemajuan dinasti umayah dan umat islam umumnya. Ada 4 kholipah besar yang membawa kemajuan dan pembaharuan yang dilakukan pada masa dinasti ummayah. Sebutkan 5 kemajuan dan perubahan yang dicapai pada masa 4 kholipah tersebut.

4.      Setelah mengalami kemajuan yang sangat pesat sampai banyak cendikiawan muslim baik diilmu pengetahuan umum dan pengetahuan agama ,dinasti Abbasiyah pun mengalami kemunduran dan kehancuran yang disebabkan 2 faktor. Tuliskan dari 2 faktor yang menyebabkan mundur dan hancurnya dinasti Abbasiyah ! jelaskan pula dari masing-masing Faktor tersebut !

5.      Jelaskan Sejarah masuk dan berkembangnya beserta pola pendidikan islam di Andalusia dan Sisilia !





Nama : Muhammad Rif’at
Nim : 21030802101030
JAWABAN UTS SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
1.      a. Surat Al-a’alq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.
Kesimpulannya : Dalam surat Al-alaq terdapat makna pendidikan yaitu “Bacalah” Alloh menyuruh kepada umatnya supaya membaca dalam artian supaya belajar atau mencari ilmu dengan cara membaca segala Sesuatu yang ada di alam semesta yang Alloh ciptakan.
b.      Surat Al-Mujadalah ayat 11:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ............
Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-Mujadalah:11)
Kesimpulannya : Dalam ayat ini mengandung arti pendidikan yaitu orang yang berilmu oleh alloh akan di tinggikan derajatnya artinya kita harus menjadi orang yang berilmu dengan cara mengikuti pendidikan.
2.      Pola Pendidikan pada masa Khulafa Urrasyidin :
a.       Pada masa Abu Bakar : Masa awal pemerintahan Abu Bakar banyak di guncang oleh pemberontakan orang-orang murtad yang mengaku-ngaku menjadi Nabi dan enggan membayar zakat, karna hal inilah khalifah lebih memusatkan perhatiannya memerangi para pemberontak, maka dikirimlah pasukan untuk memerangi para pemberontak ke yamamah, dalam insiden itu banyak para khufadhil quran yang mati syahid kemudian karna khawatir hilangnya Al-Quran sayyidina Umar mengusulkan pada khalifah untuk membukukan al-quran, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid Bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan al-quran, pola pendidikan khalifah Abu Bakar masih seperti Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.
Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan ,dan lain sebagainya.
1.        Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
2.        Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
3.         Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji .
4.        Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani.
Menurut ahmad syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini di sebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan pendidikan yang di bentuk setelah masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang arab pada masa abu bakar. Dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat rosul yang terdekat. Lembaga pendidikan islam adalah masjid. Masjid di jadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, tempat sholat berjamaah, membaca Al Quran dan lain-lain.
b.      Pada masa umar bin khatab
Pada masalah khalifah Umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis Al-Quran dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama islam yang lebih maju di banding sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak, orang yang baru masuk islam dari daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa arab, jika ingin mengetahui tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada pengajaran bahasa arab pada masa ini.
Umar memerintah negara dalam keadaan stabil, ini disebabkan karena sudah di tetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota yang di kembangkan. baik dari segi menulis, membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun sumber gaji para pendidik di ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul mal.
c.       Pada masa ustman bin Affan
Pada masa kholifah Utsman bin affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang telah ada.namun ada sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rosulullah yang tidak di perbolehkan meninggalkan Madinah di masa Umar, di beri kelonggaran untuk keluar daan menetap di daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. Sehingga para peserta didik lebih mudah dalam menuntut dan belajar ilmu.
Kholifah utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang ada,namun begitu ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi pendidikan islam,yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al quran. Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan dalam bacaan.berdasarkan hal ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk penyalinan tersebut, adapun tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin zubair, Zaid bin as dan Abdurrahman bin harits. Pada masa kholifah Utsman bin affan tidak banyak terjadi perkembangan kalau di bandingkan dengan masa kekhalifahan umar bin khattab,sebab pada masa kholifah utsman urusan pendidikan di serahkan pada rakyat. Dan apabila di lihat dari segi kondisi pemerintahan utsman banyak timbul pergolakan dalam masyarakat sebagai akibat ketidasenangan mereka terhadap kebijakan utsman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.
d.      Pada masa Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali ini telah terjadi banyak kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyarakat Islam. Dengan demikian, pola pendidikan pada masa khulafaur rasyidin tidak jauh berbeda dengan masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran-ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits.

3.      Banyak kejayaan dan perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan bani Umayyah dalam materil dan immaterial :
a.       Material :
1.      Muawiyah mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.
2.      Mu’awiyah sudah merancang pola pengiriman surat (post), kemudian dimatangkan lagi pada masa Malik bin Marwan. Proyek al-Barid (pos) ini, semakin ditata dengan baik, sehingga menjadi alat pengiriman yang baik pada waktu itu.
3.      Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
4.       Pembuatan mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri islam.
5.      Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
6.      Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah.
7.      Khalifah Abd Al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam yang tadinya berbahasa Yunani dan Pahlawi sehingga sampai berdampak pada orang-orang  non  Arab  menjadi  pandai  berbahasa Arab dan untuk menyempurnakan pengetahuan tata bahasa Arab orang-orang non Arab, disusun buku tata bahasa Arab oleh Sibawaih dalam al-Kitab.
8.      Perluasaan wilayah kekuasaan dari Afrika menuju wilayah Barat daya, benua Eropa, bahkan perluasaan ini juga sampai ke Andalusia (Spanyol) di bawah kepemimpinan panglima Thariq bin Ziad, yang berhasil menaklukkan Kordova, Granada, dan Toledo.
9.      Dibangun mesjid-mesjid dan istana. Katedral St. Jhon di Damaskus dirubah menjadi mesjid, sedang Katedral yang ada di Hims dipakai sebagai mesjid dan gereja. Di  al-Quds  (Jerussalem) Abdul Malik membangun mesjid  al-Aqsha. Monumen terbaik yang ditinggalkan zaman ini adalah Qubah al-Sakhr di al-Quds. Di mesjid al-Aqsha yang menurut  riwayatnya  tempat Nabi  Ibrahim hendak menyembelih Ismail dan Nabi Muhammad mulai dengan mi’raj ke langit, mesjid Cordova  di  Spanyol  dibangun, mesjid  Mekah  dan Madinah  diperbaiki  dan diperbesar oleh Abdul Malik dan Walid.
10.  Bahkan pada masa, Sulaiman ibn Malik, telah dibangun pembangunan mega raksasa yang terkenal dengan Jami’ul Umawi.
b.      Bidang Immaterial
1.      Mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan nama- nama besar seperti Hasan al-Basri, Ibn Shihab al-Zuhri dan Washil bin Atha. Bidang yang menjadi perhatian adalah tafsir, hadits,  fikih, dan kalam.
2.      Penyair-penyair Arab baru bermunculan setelah perhatian mereka terhadap syair Arab Jahiliyah dibangkitkan. Mereka itu adalah Umar Ibn Abi Rabiah (w. 719 m.), Jamil al-Udhri (w. 701 M.),  Qays Ibn al-Mulawwah (w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan nama Majnun Laila, al-Farazdaq (w 732M.), Jarir (w. 792 M) dan al-Akhtal (w. 710 M.).
3.       Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Sastra-Seni Waktu dinasti ini telah mulai dirintis jalan ilmu naqli ; berupa filsafat dan eksakta.  Dan ilmu pengetahun berkembang dalam tiga bidang, yaitu bidang diniyah, tarikh, dan filsafat
4.      Gerakan penerjemahan ke dalam bahasa Arab (Arabisasi buku), juga dilakukan, terutama pada masa khalifah Marwan

4.      Ada 2 Faktor yang menyebabkan mundurnya dan hancurnya dinasti Abbasiyah yaitu :
a.       Faktor Internal :
1.      Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan
Khilafah Abbasiyah didirikan oleh Bani Abbas yang bersekutu dengan orang-orang Persia. Persekutuan dilatar belakangi oleh persamaan nasib kedua golongan itu pada masa Bani Umayyah berkuasa. Keduanya sama-sama tertindas. Setelah khilafah Abbasiyah berdiri, dinasti Bani Abbas tetap mempertahankan persekutuan itu. Menurut Ibnu Khaldun, ada dua sebab dinasti Bani Abbas memilih orang-orang Persia daripada orang-orang Arab. Pertama, sulit bagi orang-orang Arab untuk melupakan Bani Umayyah. Pada masa itu mereka merupakan warga kelas satu. Kedua, orang-orang Arab sendiri terpecah belah dengan adanya ashabiyah (kesukuan). Dengan demikian, khilafah Abbasiyah tidak ditegakkan di atas ashabiyah tradisional.Meskipun demikian, orang-orang Persia tidak merasa puas. Mereka menginginkan sebuah dinasti dengan raja dan pegawai dari Persia pula. Sementara itu bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir di tubuh mereka adalah darah (ras) istimewa dan mereka menganggap rendah bangsa non-Arab ('ajam) di dunia Islam.
2.      Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Yang Memerdekakan Diri
wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama hingga masa keruntuhan sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan India. Walaupun dalam kentaannya banyak daerah yang tidak dikuasai oleh Khalifah, secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaaan gubernur-gubernur bersangkutan. Hubungan dengan Khalifah hanya ditandai dengan pembayaran upeti.ada kemungkinan penguasa Bani Abbas sudah cukup puas dengan pengakuan nominal, dengan pembayaran upeti. Alasannya, karena Khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk, tingkat saling percaya di kalangan penguasa dan pelaksana pemerintahan sangat rendah dan juga para penguasa Abbasiyah lebih menitik beratkan pembinaan peradaban dan kebudayaan daripada politik dan ekspansi.[5] Selain itu, penyebab utama mengapa banyak daerah yang memerdekakan diri adalah terjadinya kekacauan atau perebutan kekuasaan di pemerintahan pusat yang dilakukan oleh bangsa Persia dan Turki.
3.      Kemerosotan Perekonomian
Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Baitul-Mal penuh dengan harta. Perekonomian masyarakat sangat maju terutama dalam bidang pertanian, perdagangan dan industri. Tetapi setelah memasuki masa kemunduran politik, perekonomian pun ikut mengalami kemunduran yang drastis.Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara morat-marit. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik dinasti Abbasiyah kedua, faktor ini saling berkaitan dan tak terpisahkan.
4.      Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan
Karena cita-cita orang Persia tidak sepenuhnya tercapai untuk menjadi penguasa, maka kekecewaan itu mendorong sebagian mereka mempropagandakan ajaran Manuisme, Zoroasterisme dan Mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini menggoda rasa keimanan para khalifah.
b.      Faktor Eksternal :
1.      Perang Salib
Kekalahan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang dari pasukan Alp Arselan yanag hanya berkekuatan 15.000 prajurit telah menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang kristen terhadap ummat Islam. Kebencian itu bertabah setelah Dinasti Saljuk yang menguasai Baitul Maqdis menerapkan beberapa peraturan yang dirasakan sangat menyulitkan orang-orang Kristen yang ingin berziarah kesana. Oleh karena itu pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II menyerukan kepada ummat kristen Eropa untuk melakukan perang suci, yang kemudian dikenal dengan nama Perang Salib. 
2.      Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah
Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah kawasan terjauh di China. Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis Khan (603-624 H). mereka adalah orang-orang Badui-sahara yang dikenal keras kepala dan suka aberlaku jahat. Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam, orang-orang Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah Khurasan dan Persia dan juga menguasai Asia Kecil.[15] Pada bulan September 1257, Hulagu mengirimkan ultimatum keada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Maka pada Januari 1258, asuakn Hulagu bergerang untuk mengahncurkan tembok ibukota.[16] Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke base pasukan mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dibunuh. Hulagu mengzinkan pasukannya untuk melakukan aa saja di Baghdad. Mereka menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40 hari dengan jumlah korban sekitar dua juta orang.
3.      Munculnya pemberontakan keagamaan seperti pemberontakan Zinj, Gerakan Qaramithah, Hasyasiyun, Serta Munculnya pemerintahan Ubaidiyah dan kerakan kebatinan.
5.      A. Sejarah masuknya islam diAndalusia Sebelum kedatangan umat Islam, daerah Iberia merupakan kerajaan Hispania yang dikuasai oleh orang Kristen Visigoth. Pada 711, pasukan Umayyah yang sebagian besar merupakan bangsa Moor dari Afrika Barat Laut, menyerbu Hispania dipimpin jenderal Tariq bin Ziyad, dan dibawah perintah dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus. Pasukan ini mendarat di Gibraltar pada 30 April, dan terus menuju utara. Setelah mengalahkan Raja Roderic dari Visigoth dalam Pertempuran Guadalete (711), kekuasaan Islam terus berkembang hingga pada 719 hanya daerah Galicia, Basque dan Asturias yang tidak tunduk kepada kekuasaan Islam. Setelah itu, pasukan Islam menyeberangi Pirenia untuk menaklukkan Perancis, namun berhasil dihentikan oleh kaum Frank dalam pertempuran Tours (732). Daerah yang dikuasai Muslim Umayyah ini disebut provinsi Al-Andalus, terdiri dari Spanyol, Portugal dan Perancis selatan sekarang. Pada awalnya, Al-Andalus dikuasai oleh seorang wali (gubernur) yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Pada 746, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. Sejarah telah membuktikan bahwa Islam telah menanamkan fondasi ilmu pengetahuan di Spanyol, sehingga telah mengangkat harkat Spanyol menjadi gudangnya ilmu pengetahuan di belahan Eropa. Hanya karena kefanatikan agama, sehingga orang Eropa mengusir cendikiawan muslim keluar dari daerahnya, sekiranya hal ini tidak dilakukannya, maka masyarakat Spanyol akan lebih maju seabad dari pada sekarang ini.
B. Pola Pendididikan Islam di Andalusia : Berdasarkan literatur-lteratur yang membahas
sejarah pendidikan dan sejarah peradaban Islam secara garis besarnya pendidikan Islam di
Andalusia terbagi dua bagian yaitu :
1.       Kuttab
Umat muslim Andalusia telah menoreh catatan sejarah yang mengagumkan dalam bidang intelektual, banyak perestasi yang mereka peroleh khususnya perkembangan pendidikan Islam. Pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan Islam sangat tergantung pada penguasa yang menjadi pendorong utama bagi kegiatan pendidikan. Di Andalusia menyebar lembaga pendidikan yang dinamakan Kuttab selain Masjid. Kuttab termasuk lembaga pendidikan terendah yang sudah tertata dengan rapi dan para siswa mempelajari berabagai macam disiplin Ilmu Pengetahuan diantaranya :
a.       Fikih.
Oleh karena umat Islam di Andalusia penganut Mazhab Maliki, maka para siswa mendapatkan materi –materi pelajaran fikhi dari Imam Mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn Abd. Al-Rahman, perkembangan selanjutnya dilakukan seorang qadhi pada masa Hisyam ibn abd. Al-Rahman yaitu Ibnu Yahya. Dan masih banyak ahli-ahli fikhi lainnya diantaranya Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi dan ibn Hazam. Yang sangat populer saat itu.
b.      Bahasa dan Arab
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Andalusia, hal ini dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non Islam, bahkan penduduk asli menomorduakan bahasa asli mereka, para siswa diwajibkan berdialog dengan melalui bahasa arab, sehingga bahasa ini cepat populer dan menjadi bahasa keseharian. Mereka yang ahli dan mahir bahasa Arab baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa adalah Ibn Sayyidih, Ibn Malik yang mengarang Al-fiyah, Ib Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur dan Abu Hayyan al- Gharnathi. Seiring kemajuan di bidang bahasa , muncul banyak karya sastra seperti Al-Íqd al-Farid karya Ibn Abd. Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan dan banyak lagi yang lain.
c.       Seni Musik Dan Seni Suara
Dalam bidang musik dan suara, Islam di Andalusia mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Ia selalu tampil mempertunjukan kebolehannya. Kepawaiannya bermusik dan seni membuat ia menjadi orang termasyhur dikala itu, ilmu yang dimilikinya diajarkan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan dan juga kepada para budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
2.  Pendidikan Tinggi
Di kawasan Andalusia yang pernah menjadi pusat pemerintahan Islam, juga banyak dibangun banyak perguruan tinggi terkenal seperti Universitas Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada dan yang lainnya. Orang-orang Eropa yang pertama kali belajar sains dan ilmu pengetahuan banyak tertarik untuk belajar di berbagai perguruan tinggi di Andalusia. Sehingga, lahirlah kemudian murid-murid yang menjadi para pemikir dan filosof terkenal Eropa. Sejak itu, dimulailah zaman Renaissance-nya Eropa. Perguruan Tinggi Oxford dan Cambridge di Inggris merupakan tiruan dari lembaga pendidikan di daerah Andalusia yang menggabungkan pendidikan, pusat riset, dan perpustakaan.
Para mahasiswa diajarkan tiologi, hukum Islam, kedokteran, kima, filsafat dan astronomi.
a.       Filsafat
Puncak pencapaian intelektual Muslim Spanyol terjadi dalam pemikiran filsafat. Dalam bidang ini, Muslim Andalusia merupakan mata rantai yang menghubungkan antara filsafat Yunani klasik dengan pemikiran Latin-Barat.
b.      Sains
Membicarakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Andalusia, tak bisa lepas dari kerja besar pembangunan peradaban yang dilakukan para pembawa risalah Islam ke kawasan Eropa itu. Tak bisa juga dipisahkan dari kajian etika serta syari’at Islam yang didakwahkan para da’i. Itulah yang mendorong semangat para ilmuwan Muslim Andalusia: Pengetahuan itu satu karena dunia juga satu, dunia satu karena Allah juga satu. Prinsip “tauhid” semacam ini yang menjadi koridor berpikir para ilmuwan muslim dalam mengembangkan sains dan teknologi.
C. Sejarah masuknya islam ke Sisilia : Sisilia adalah sebuah pulau subur di Italia Selatan pernah dikuasai oleh bangsa Yunani, Romawi, Byzantium, Arab dan akhirnya jatuh ke dalam kerajaan Kristen Normandia serta kini menjadi bagian dari Italia.
Usaha untuk menjadi wilayah penguasaan Islam atas pulau ini dimulai sejak Khalifah Usman bin Affan dengan mengirim gubernur Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 652 M, dan pada waktu Muawiyah menjadi Khalifah juga menyerang pulau Sisilia pada tahun 667 M, kemudian disempurnakan tahun 827 M, oleh amir Bani Aghlabi yang bernama Ziyadatullah bin Ibrahim (817-838 M) menyampaikan undangan salah seorang tokoh sisilia yang bernama Ephemius ke pemerintahan pusat di Bagdad d bawah khalifah Al-Ma’mun. Dan akhirnya amir Ziyadatullah bin Ibrahim berangkat bersama pasukannya menuju Sisilia dengan kekuatan yang sangat besar umlahnya berhasil menduduki Sisilia
D. Pola Pendidikan Islam di Sisilia : Seperti halnya di Andalusia pola pendidikan Islam di Sisilia juga terbagi dua tingkatan yaitu :
1)      Kuttab
Kuttab adalah lembaga pendidikan tingkat rendah yang banyak terdapat di Sisilia. Oleh Abu Bakar ibnu Arabi dikatakan bahwa pola pendidikan Islam di kuttab adalah anak belajar menulis, berhitung dan bahasa Arab. Di Kota Palermo terdapat 300 orang guru kuttab, dengan banyaknya kuttab-kuttab yang berkembang di Sisilia dapat mewujudkan impiannya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi peradaban Islam dan ilmu pengetahuan pada saat itu. Dan terbukti Sisilia sebagai negara Islam independen dengan ibukotanya Palermo yang diperintah oleh dinasti Aglabiyah pada masa dinasti Abbasiyah ini sangat membantu dalam kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam karena penguasa di negara tesebut melindungi ilmu pengetahuan.
2. Pendidikan Tinggi
Jatuhnya Sisilia ke tangan umat Islam, justru menjadi berkah bagi Eropa, ketika Eropa sedang berada di abad pertengahan yang oleh mereka sendiri disebut dengan era kegelapan, peradaban Islam sedang berada di puncak masa keemasannya. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat dan pembangunan disaksikan di mana-mana. Sisilia juga kebagian. Melalui negeri ini, ilmu pengetahuan dan sains mengalir dari dunia Islam ke Eropa. Transfer ilmu pengetahuan Islam ke Eropa ini mulai dilakukan oleh Frederick II (1194 M – 1250 M) yang berkuasa di Sicilia. Frederick yang beragama Kristen sangat terpengaruh oleh ajaran dan kebudayaan Islam. Ketika berkuasa, raja ini mendirikan University of Naples pada tahun 1224 M, yang merupakan Universitas Pertama di Eropa dengan menggunakan sistem pendidikan yang dikembangkan perguruan tinggi Islam.
Sililia merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam yang ditandai bermunculnya ilmuawan Islam. Hal ini melihat latar belakang sang penakluk sisilia, Asad bin Fhurat yang merupakan ulama besar, sehingga pada masa  itu banyak didirikan perguruan tinggi dan masjid. Salah satu perguruan tinggi yang  didirikan  adalah Universitas Kedokteran di Palermo yang menandingi Universitas Cordova.
Perkembangan sains dan teknologi serta kehidupan intlektual di Sisilia tidak berbeda dengan gerakan intelektual di Andalusia  dan dunia Islam saat itu pada umumnya.  Ada dua jalur utama penyebaran sains dan teknologi  dari dunia Islam ke Eropa yaitu pertama, melalui jalan Cordova di Andalusia. Melalui Universitas Cordova banyak mahasiswa Kristen terutama dari prancis melakukan alih sains dan teknologi ke negeri mereka yang pada waktu itu terbelakangan. Kedua melalui jalur Palermo pusat peradaban Islam di Sisilia terjadi transformasi sains dan teknologi ke Italia secara besar-besaran. Banyak ilmuan Muslim dibayar mahal untuk mengajar di Universitas ini dan merupakan bahasa pengantar pertama kali digunakan adalah bahasa Arab.
Dunia Islam bahkan dikalangan non Muslim telah mengakui kehebatan seorang panglima perang dalam strategi militer yang berasal dari sisilia yaitu Jawhar al-Siqli. Dalam bidang bahasa dan nahwu, ilmu-ilmu al-Qurán dan Hadits dikenal nama Muhammad bin Khurasan ia wafat di Sisilia pada tahun 996 M, juga Ismail bin Khalaf, pengarang Kitab al-Uyun fi al-Qiraát, kitab ini masih terhimpun di sebuah perpustakaan di Berlin dan Istambul, ia wafat 1063 M, sedangkan ahli hadist tekenal adalah Abu al-Abbas, abu Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Tamimi, ia juga murid al-Junaidi dalam tasawuf. Tokoh lain dalam bidang hadis adalah ibnu al-Farrah dan Musa bin Hasan. Dalam Ilmu Kalam tekenal nama abu al-Haqq bin Muhammad ibnu Zaffar dan Mazari, dalam bidang sastra terkenal nama Ali Hamzah al-Bashri, pengarang al-Mutanabbi sastrawan arab klasik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar